Selasa, 09 Maret 2021

Gerakan Minat dan Budaya Membaca Masyarakat

 


           

Di jaman digital ini tanpa kita sadari membaca buku secara fisik sudah mulai ditinggalkan, juga rendahnya minat orang untuk datang ke Perpustakaan. Karena sekarang kita dimudahkan dengan berbagai bacaan di smartphone. Yang menjadi daya tarik  bagi anak-anak bukan lagi buku  namun gadget dan televisi. Perlu kerja keras untuk para pegiat literasi dan pemangku kebijakan untuk bersinergi menciptakan bagaimana kegiatan literasi dikemas semenarik mungkin agar dapat menarik minat baca  masyarakat terutama kalangan generasi muda. Ada lima cara untuk membentuk budaya minat baca yaitu: 1) pendekatan akses fasilitas baca, 2) kemudahan akses mendapatkan bacaan, 3) murah/tanpa biaya (gratis),  4) menyenangkan dengan segala keramahan, 5) berkelanjutan.istiqomah

Perpustakan daerah Indramayu terus melakukan berbagai inovasi  dengan menggandeng dan mendampingi berbagai komunitas literasi yang ada seperti komunitas Ngampar Boekoe Indramayu (NBI). Komunitas ini mencoba membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan membaca masyarakat Indramayu. Kegiatannya bersifat non profit, mereka tidak mengharap keuntungan apapun. Mereka melakukan kegiatan yang intinya untuk menarik masyarakat untuk datang dan membaca buku yang mereka sediakan. Barangkali masyarakat merasa malu kalau harus datang ke pepustakaan, maka diciptakanlah ruang baca untuk masyarakat tersebut. Mereka berkomitmen untuk membuat buku tidak lagi menjadi asing di mata banyak orang dan berharap dapat membumikan budaya membaca dikalangan masyarakat. 

Mereka berkegiatan rutin setiap hari Minggu mulai pukul 07.00 s.d 12.00 di taman Tjimanoek  yang terletak di belakang masjid agung Indramayu. Dengan selembar terpal mereka menghampar berbagai buku bacaan  yang didapat dari para donatur yang ikut mensupport kegiatan tersebut.  Dengan bertambahnya koleksi buku-buku  tentu akan menambah ketertarikan masyarakat untuk membacannya. Buku tersebut terdiri dari buku-buku bacaan ringan, seperti buku cerita anak-anak, buku dongeng, cara bercocok tanam, novel, majalah hingga pelajaran untuk mahasiswa. Kehadiran komunitas Ngampar Boekoe Indramayu  cukup menarik minat membaca anak-anak dan masyarakat yang sedang melakukan olah raga pagi. Mereka duduk lesehan sambil membaca buku secara gratis. Para pengunjung juga diperbolehkan untuk meminjam buku secara gratis dalam  jangka waktu satu minggu.  dengan mengisi identitas peminjam dan nomor handphone di buku catatan peminjaman buku. Dalam satu hari setidaknya ada 50 orang yang datang untuk sekedar membaca atau meminjam buku. Komunitas ini juga memfasilitasi anak-anak untuk mengasah kreativitas di “pojok kerasi” dengan mengadakan lomba menggambar dan mewarnai.

Sekolah, keluarga, dan masyarakat memiliki peranan yang cukup vital terhadap gerakan literasi. Sudah saatnya masyarakat bertransformasi menjadi masyarakat yang gemar membaca, seperti masyarakat di negara maju yang telah memiliki motivasi intrinsik untuk membaca. Melalui gerakan literasi masyarakat, diharapkan tumbuh minat baca masyarakat yang akan menjadi motivasi untuk meningkatkan minat baca siswa.   Pentingnya literasi dikenalkan kepada masyarakat salah satunya agar masyarakat dapat lebih bijak dalam memanfaatkan informasi yang dimiliki serta mandiri dalam memilih dan memilah data atau informasi yang bermanfaat.

Mudah-mudahan makin banyak komunitas-komunitas yang peduli dengan minat baca sehingga masyarakat Indramayu tidak lagi tertinggal informasi dan pengetahuannya.  Menjadikan membaca sebagai salah satu kegiatan yang menyenangkan selain untuk mengisi wakti luang juga dapat memberikan pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar