Jumat, 05 Maret 2021

Ketika Niat Baik Tidak Selamanya Baik

 



Pada jaman dahulu kala hiduplah dua binatang yang saling bersahabat, seekor Ikan dan seekor Monyet.  Sang Ikan hidup di sungai sedangkan sang Monyet hidup di atas pohon yang tumbuh dipinggir sungai tersebut. Mereka tumbuh menjadi teman dekat karena mereka sering meluangkan waktu bersama untuk mengobrol  dan bertukar pikiran. Kadangkala mereka juga sering bertengkar karena cara berfikir yang berbeda. Tapi layaknya sahabat karib,  justru pertengkaran kadang-kadang yang mendekatkan.  Sungguh benar-benar persahabatan yang indah dan merekapun berjanji untuk saling bantu membantu.

Suatu hari hujan yang sangat  lebatpun terjadi, dan ketika sang monyet yang sedang bertengger di atas dahan tertinggi, selain hujan lebat  yang tak kunjung berhenti dia juga melihat sesuatu dari kejauhan, sepertinya ada banjir besar di hulu sungai dan siap-siap menerjang ke arah mereka. Segeralah sang monyet melompoat  ke bawah dan memanggi sahabatnya sang Ikan seraya berkata:

“Hai ikan dimana kamu?”.

“Aku di sini, monyet:, jawab si Ikan

“ Ayo buruan naik ke sini karena banjir akan segera melanda dari hulu sungai  ke sini. Cepat ikut aku biar aku selamatkan kamu, biar kamu aman bersamaku di puncak dahan pohon ini”.

“Tapi monyet..., “jawab ikan

“Sudah tidak ada waktu berdebat yang penting kamu aman”, ucap si monyet dengan tegas sambil menyambar ikan dari dalam air.

Setelah itu monyet langsung beranjak  loncat ke dahan tertinggi sambil  memeluk erat sahabatnya sang ikan. Awalnya  tentu saja sang ikan menggelepar, tapi demi keselamatan sang ikan,  semakin sahabatnya  itu menggelepar semakin erat pelukan sang monyet sambil   membelai dan menenangkan ikan supaya tidak panik. Tak lama kemudian ikan itupun diam tidak bergerak,  si monyet tersenyum berfikir  sahabatnya sudah tenang dan sudah tidur.  Dan ternyata benar seperti dugaan si monyet tak lama kemudian  banjir bandangpun datang dan menghanyutkan semua yang ada dihadapannya  termasuk sungai tempat sang ikan tinggal.

Satu jam kemudian banjir itupun surut, sang monyet melompat kembali ke bawah hendak mengembalikan sang ikan ke sungai  tempat tinggalnya. Dia membuka  tangannya dan terlihat  sang ikan masih tidur dengan mata yang tertutup.

“Hai ikan bangun, “ begitu katanya.

Tapi ikan tersebut masih terdiam dan si monyetpun terus membangunkannya namun tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut si ikan.

“Ikan  ayo bangun. Sahabatku bangunlah banjir sudah tidak ada, hujanpun sudah reda . Tapi sang ikanpun tetap diam tidak bergerak. Dan di situlah si monyet sadar bahwa sahabatnya ikan teah tiada. Sahabatnya pun mati di pelukan.

Cerita sedih tapi ironisnya sering terjadi dalam kehidupan ini. Maksudnya baik ingin menolong, tapi apakah kita  sungguh-sungguh menolong dia. Apakah mereka sungguh-sungguh memerlukan pertolongan kita. Kadang kita gegabah menentukan  sesuatu yang terbaik bagi  orang lain. Berasumsi dan berfikir dengan sudut pandang kita sendiri tanpa mau mendengarkan suara mereka, suara orang yang ingin kita bantu.

Ingat kehidupan orang lain tidak sama dengan kehidupan kita. Apa yang menurutmu baik belum tentu baik  untuk orang lain. Menolong orang lain jika tidak dilakukan dengan bentuk dan cara yang benar,  justru bisa menghancurkan. kehidupan orang yang kita tolong. Niat baik saja tidak cukup, butuh hati dan kompetensi.

 

Motivasi dari Merry Riana


 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar