Bagaimana menjadi pribadi yang mudah didengar dan mudah disetujui? Kebiasaan kita berbicara hanya karena kita takut untuk tidak berbicara, menjadikan kita tidak pantas untuk didengar. Jadi ada orang dengan nilai dengar yang tinggi, ada juga orang yang kualitasnya bernilai dengar rendah.
Kerendahan nilai dengar tidak ada hubungannya dengan tinggi pangkat
seseorang. Ada orang yang pangkatnya tinggi sekali, tapi nilai dengarnya rendah
bahkan sampai ditinggal tidur. Ada orang biasa, tetapi nilai dengarnya tinggi
sekali. Berpakaian biasa, penampilan biasa tapi kalau bicara seperti ada
dorongan yang mengharuskan kita mendengarkan.
Dalam kesendirian kita merenunglah, bertanya pada diri sendiri. Apa yang
membuat saya didengarkan? Waktu kita bertanya apa yang membuat kita didengarkan
otomatis kita melihat ke orang yang mau mendengarkan kita. Lalu pertanyaannya
dilontarkan kembali ke meraka apa yang membuat mereka ingin mendengarkan kita.
Ketika berhadapan dengan orang lain, kita jangan buru-buru berbicara karena
yang kita bicarakan tidak ada hubungannya dengan ketertarikan orang untuk
mendengar. Jadi kemampuan diam dulu, mendengarkan dulu, mengangguk, tersenyum,
menilai kata-kata yang penting bagi orang tersebut. Yang diinginkan oleh orang
lebih penting dari kemampuan kita bicara. Setelah kita jelas yang
diinginkannya, kita baru menemukan cara untuk menyampaikan yang kita ketahuii.
Bagaimana supaya disetujui waktu kita menyampaikan sesuatu? Kenali dulu
apa yang membuat orang mau mendengar, ketahui apakah anda tahu yang harus
disampaikan, ketahui dan latih cara menyampaikannya, strategi untuk memelihara
persetujuan dari persetujuan kecil secara teratur menuntun ke persetujuan
besar.
Inspirasi
motivasi dari Bapak Mario Teguh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar